Sabtu, 30 Oktober 2010
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. ~ Galatia 5: 22-23

Sebagai umat percaya, kita ingin menghasilkan buah-buah roh, tetapi bagaimana caranya? Bahkan orang yang tidak mengenal Tuhan dapat menunjukkan karakter-karakter positif ini dalam kondisi yang baik, namun sebagai orang percaya karakter ini seharusnya menjadi bagian dari kehidupan kita, baik dalam kondisi baik maupun saat tekanan.

Orang percaya yang berbuah tidak dikendalikan oleh kodisi sekitarnya. Setiap orang mengalami pencobaan dan juga rasa sakit tetapi mereka yang dipenuhi oleh Roh Kudus tidak kehilangan buah-buahnya karena tekanan lingkungan sekitarnya. Mereka tetap dapat bersukacita sekalipun dalam kondisi sulit. Ketika seseorang berkata kasar, mereka meresponinya dengan lemah lembut. Karena hidupnya dipenuhi Roh Kudus, maka dia terus menghasilkan buah-buah roh. Meskipun orang tersebut dapat merasakan marah, sakit atau keinginan untuk membalas dendam, mereka memilih untuk mempercayai Tuhan dan memberikan respon yang benar.

Orang Kristen yang menghasilkan buah, cepat bangkit kembali ketika jatuh.Orang percaya jenis ini bukanlah manusia sempurna, tetapi mereka adalah orang yang peka akan suara Roh Kudus dan cepat berbalik kepada Tuhan serta bertobat. Bahkan mereka sangat bersyukur atas koreksi yang diberikan dan memuji Tuhan, bukan karena menunjukkan kelemahan mereka namun karena membawa dirinya kembali ke jalan ketaatan.

Tidak ada seorangpun yang bisa menghasilkan karakter buah-buah roh ini dari dirinya sendiri. Mencoba sekuat tenaga untuk menjadi orang yang berkenan tidak akan berhasil. Perubahan karakter kita berjalan bersamaan dengan ketaatan kita pada Tuhan. Ijinkan Tuhan untuk mengendalikan hidup Anda. Baru kemudian Roh Kudus dapat dengan bebas menghasilan buah-buah melalui kehidupan Anda, bahkan saat kondisi kehidupan sepertinya tidak memungkinkan untuk menghasilkan buah.
Bacaan: Keluaran 15:22-27

Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu ... - Kel. 15:25

Lebih dari sekedar haus, bangsa itu mengalami dehidrasi. Wajar saja. Mereka berjalani di padang gurun selama tiga hari tanpa tempat perteduhan dan tanpa air. Akhirnya mereka menemukan sumber air. Tak terkira senangnya hati. Tapi apa pasal, airnya pahit dan tak bisa diminum. Ini bukan lelucon. Dan ketika Musa berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan justru menunjukkan kepadanya sepotong kayu. Mereka minta air dan Tuhan memberinya sepotong kayu. Lelucon apa lagi yang dibuat Tuhan? Ajaibnya, ketika kayu itu dilempar ke sumber air itu, maka airnya menjadi tawar dan bisa diminum.

Lain cerita dengan Gideon saat harus berperang melawan ribuan tentara Midian. Bukannya mendaftar semakin banyak orang untuk wajib militer, Tuhan justru semakin mengurangi jumlah tentara Israel sampai menjadi 300 orang saja. Lebih gila lagi, mereka tidak perang menggunakan pedang maupun tombak, tapi dengan buyung kosong, sangkakala dan suluh. Dan Gideon ... menang!

Bukannya didoakan, tapi Naaman justru disuruh berendam di sungai paling kotor. Bukannya diberkati, tapi ketul terakhir dari janda Sarfat malah diminta lebih dulu. Bukannya dijamah dengan lembut, tapi Yesus justru membuang ludah dan mengoleskan ludah itu ke mata yang buta. Kisah-kisah tersebut cukup menunjukkan bahwa cara Tuhan menolong umatNya kadangkala unik, tak bisa diprediksi, dan susah ditebak. Ia bisa memakai cara yang paling umum, tapi Ia juga bisa memakai dengan cara yang paling aneh dan lucu. Jadi jangan pernah membatasi kuasa Tuhan dengan cara-cara yang ada dalam benak pikiran kita saja, sebab Ia seringkali melakukan apa yang tak pernah terlintas dalam benak kita.

Jika kita berdoa kepada Tuhan, miliki penyerahan diri yang total kepadaNya. Jangan pernah coba mengatur Tuhan, bagaimana cara Ia akan menolong kita. Lagipula dugaan kita sering meleset. Kita berpikir bahwa Tuhan pasti menolong dengan cara A, tapi nyatanya Tuhan memakai cara B. Kita menebak dengan cara B, tapi Tuhan memakai cara C, dan seterusnya. Kalau kita memang niat minta tolong, masa sih kita akan bertanya lebih dulu bagaimana caranya Ia akan menolong kita? Itu justru menunjukkan bahwa kita tidak percaya kepadaNya. Tahu beres saja, lebih enak bukan?

Miliki penyerahan mutlak kepada Tuhan saat Ia menolong kita.
Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih. Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.

“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini.

Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum penuh simpati.

“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.

“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap dalam kesedihan.

“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”

“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.

“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku! “

“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.

“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan “Istri yang amat mencintai”. Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”

“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”

“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak berada dalam penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.

“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu,” katanya.

Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik…….

Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif…..

Norman Vincent Peale
Penulis buku The Power of Positive Thinking

Please leave your message!

Followers

Contact kami

Created by Bethany Brawijaya. Diberdayakan oleh Blogger.

Foto

Mengenai Gereja

Foto Saya
Bethany Brawijaya
Lihat profil lengkapku

Jadwal Ibadah

Selamat Datang & Beribadah

Dengan penuh sukacita Bethany Kediri

Mengucapkan Selamat Datang dalam ibadah Doa & Harapan kami kiranya melalui kebaktian ini Saudara akan merasakan jamahan kuasaNya

Tuhan Memberkati Saudara sekalian..

Jadwal Ibadah

Minggu
06.00 - 08.00 Ibadah Raya I
09.00 - 10.30 Ibadah Sekolah Minggu
10.30 - 11.00 Fellowship Guru S. Minggu
17.00 - 19.00 Ibadah Raya II
17.00 - 19.00 Sekolah Minggu

Senin
05.00 - 06.00 Doa Fajar
10.00 - 12.00 Doa Syafaat
18.00 - 19.00 Family Altar

Selasa
10.00 - 12.00 Doa Syafaat
18.00 - 20.00 Doa Malam

Rabu
05.00 - 06.00 Doa Fajar
10.00 - 12.00 Doa Syafaat WBI
17.00 - 19.00 SOM (Sek. Orientasi Melayani)

Kamis
10.00 - 12.00 Doa Syafaat
17.00 - Selesai Kebaktian WBI

Jumat
10.00 - 12.00 Doa Puasa Umum
18.00 - 20.00 Doa Pembangunan

Sabtu
05.00 - 06.00 Doa Fajar
10.00 - 12.00 Doa Syafaat

Pembangunan Gereja

Bagi saudara yang terbeban memberi Persembahan untuk Pembangunan Gereja ini.

Saudara bisa menyalurkan Persembahan Saudara melalui kotak Persembahan Pembangunan yang sudah tersedia di Gereja atau melalui :

Bank : CIMB NIAGA
A/N : Lanny Herawati
No. Rekening : 449.01.00093.18.4

Bank : BCA
A/N : Anita Indrawati
No. Rekening : 0331472751

Tuhan Yesus memberkati!